Tujuan hidup adalah beribadah, yang terbaik adalah yang paling bermanfaat yang dilandasi ketaqwaan dan keimanan kepada Allah SWT dan Nabi dan Rasulullah Muhammad SAW.
Thursday, August 23, 2012
MENJAGA LISAN
Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku dip agar belakang rumah setiap kali dia marah.Hari pertama anak itu memakukan 48 paku ke pagar setiap kali dia marah. Lalu secara bertahap jumlah itu berkurang. Dia mendapati bahwa... ternyata lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan paku ke pagar.
Akhhirnya tibalah hari dimana anak tersebut merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. Dia memberitahukan ini kepada ayahnya, yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku setiap hari dimana dia tidak marah.Hari-hari berlalu dan anak laki-laki itu akhirnya memberitahu ayahnya bahwa semua paku telah tercerabut olehnya.
Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar. “Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi, lihatlah lubang lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. “Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan. Kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini.di hati orang.”Suara sayap itu menghaluskan angin yang ada disekitarnya. Tidak seperti lisan yang dihasilkan oleh jutaan manusia yang ada saat ini. Sudah banyak kata yang dikeluarkan oleh lisan. Tak dapat dihitung dan tak dapat diduga. Kehancuran sedikit demi sedikt meluas akibat lisan yang tak terjagai. Dusta, bohong, fitnah, ungkapan benci, semua bermula dari lisan manusia. Tidak seperti suara yang dikeluarkan oleh burung di pagi hari yang begitu merdu dan indah. Jika direnungi, lisan ini seperti tidak ada kendalinya. Meluncur deras tanpa batas, semakin hari hanya membuat kerusakan di dunia, ah mengapa lisan ini sering tidak terjaga ?
Nikmat yang Allah berikan melalui lisan begitu melimpah. . Dengan lisan ini pula kita masih diberi kesempatan untuk meminta maaf kepada saudara dan teman. kita bisa mengajak orang lain Dan hebatnya lagi, melalui lisan bisa berdo’a. Memohon ampunan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.
Mungkin tanpa kita sadari lisan kita sering melukai perasaan sahabat kita, bisa jadi ada kata yang menyinggung perasaan sahabat kita ,bisa jadi ucapan-ucapan ketika kita marah, melekat pada sahabat kita, dan sulit dihilangkan bekasnya oleh mereka. Bisa jadi mereka tidak rela dengan perkataan kita, ketika mereka telah tiada. Mau kah kita menjadi orang yang meninggalkan bekas yang buruk di hati orang lain ?
Semoga kita diberi hidayah untu selalu menjaga lisan kita. Aamiin,..
SUMBER:HIDUP ITU INDAH
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment