Welcome to Pear'L Corner' Selamat datang di Pear'L Corner 'Selamat datang di Pear'L Corner 'Welcome to Pear'L Corner ' Welcome to Pear'L Corner'selamat datang Pear'L Corner 'Welcome to Pear'L Corner'selamat datang Pear'L Corner' Sudut Hati : August 2012

Translate

Friday, August 31, 2012

Seri Kisah Nasehat Tentang Hati Yang cepat berubah

Pada suatu hari ada seorang gadis buta yg sangat membenci dirinya sendiri. Karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya.
Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi gadisnya itu kalau gadisnya itu sudah bisa melihat dunia.
Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepada gadisnya itu, yang akhirnya dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasih gadisnya itu.
Kekasihnya bertanya kepada gadisnya itu, ”Sayaaaang, sekarang kamu sudah bisa melihat dunia. Apakah engkau mau menikah denganku?” Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya itu ternyata buta. Dan dia menolak untuk menikahi si pria pacar-nya itu yg selama ini sudah sangat setia sekali mendampingi hidupnya selama si gadis itu buta matanya.
Dan akhirnya si Pria kekasihnya itu pergi dan menuliskan sepucuk surat singkat kepada gadisnya itu, “Sayangku, tolong engkau jaga baik-baik ke-2 mata yg telah aku berikan kepadamu.”
Gadis itu menangis dan menyadari kebodohannya, betapa besar pengorbanan kekasihnya selama ini
=============================================
Nasehat para orang bijak
Kisah di atas memperlihatkan  bagaimana pikiran kita manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan. Betapa kita harus  kecewa kalau melakukan sesuatu mengharapkan balasan Mahluk.Seharusnya melakukan segala sesuatu hanya karena Allah.
Sumber:Kisah Inspiratif, www iphincow worpress.com

Thursday, August 30, 2012

Ujian kompetensi dasar CPNS Tahun 2012


Badan Kepegawaian Negara (BKN) selaku Ketua Tim Pelaksana Pengadaan Calon Pegawan Negeri Sipil (CPNS) Nasional telah menerbitkan Surat Bernomor K26-30/V250-1/50 tertanggal 30 Agustus 2012 tentang waktu pelaksanaan ujian kompetensi dasar CPNS.
Ujian yang berlangsung serentak pada Sabtu, 8 September 2012 tersebut akan dimulai pukul 08.00 WIB.
"Segenap lapisan masyarakat sebagai pelamar umum pada rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Tahun Anggaran (TA) 2012 boleh merasa lega karena pertanyaan tentang kapan waktu ujian kompetensi dasar bagi CPNS tersebut sudah ditetapkan," jelas Kepala BKN Eko Sutrisno dalam penjelasannya seperti dikutip detikFinance, Jumat (31/8/2012).

Dengan terbitnya Surat Kepala BKN tersebut, secara jelas dinyatakan waktu penyelenggaraan ujian kompetensi dasar di Instansi Pusat maupun Daerah dilaksanakan bersamaan secara nasional. Ujian CPNS secara serentak tersebut akan berlangsung pada Sabtu 8 September 2012 selama 2,5 jam.
"Sedangkan rincian pembagian waktu perwilayah Indonesia sebagai berikut: Wilayah Waktu Indonesia Bagian Barat mulai pukul 08.00 s.d. 10.30 (WIB), Waktu Indonesia Bagian Tengah mulai pukul 09.00 s.d. 11.30 (WITA) dan Waktu Indonesia Bagian Timur mulai pukul 10.00 sampai 12.30 (WIT)," jelas Eko.Surat tersebut juga mengamanatkan kepada Panitia Pengadaan Instansi untuk segera menyerahkan formulir Lembar Jawaban Komputer (LJK) disertai dengan berita acaranya kepada Sekretariat Panitia CPNS Nasional/Tim Pengolah Hasil Ujian di Kantor Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jl. M.H. Thamrin No. 8 Jakarta Pusat.

Sementara terkait pemusnahan soal ujian, termasuk sisa soal ujian sisa formulir LJK setelah pelaksanaan ujian dilakukan di masing-masing Instansi dengan berita acara yang akan disaksikan oleh Tim Pemantau/Pengawas Instansi bersama Kepolisian setempat pada hari itu juga.
Sekretaris Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN) Tasdik Kinanto mengungkapkan terdapat 200 soal yang harus diisi oleh para peserta ujian.
"Jumlah soal tes CPNS sebanyak 200 soal terdiri dari 50 soal wawasan kebangsaan, 50 soal intelegensia umum, dan 100 soal karakteristik pribadi," terang Tasdik.
Tasdik lebih lanjut mengatakan, dalam rangkaian proses seleksi CPNS ini Panitia Nasional sudah berusaha semaksimal mungkin, agar tidak terjadi kebocoran soal, atau timbulnya kecurangan-kecurangan di lapangan, mulai dari penggandaan, pendistribusian sampai pada pengumuman hasil ujian.
(detik/31/08)

Kisah seorang pramugari


Sempet menghilang dari peredaran,, soalnya selama beberapa bulan gue menjalani masa pemulihan dari kegalauan (sumpah bahasanya lebay gila) hahaha… yaaaaa eyke abis kena heartsick ! Oh Mamaaaaa I really need a doctor huhu but tenaaaaang….! Sekarang gue udah kembali normal koook hehe banyak pengalaman yang amaze lhoooo.. One by one yaaaaa ;)

Cari jodoh itu memang susah-susah gampang… Yaaaaah apa mau di kata, kisah cinta gue kandas lagi di tengah jalaaaan.. *phew…

Putus, udah lumayan lama… Sekarang kembali menjadi JOMBLO ting ting !!! Kisah nya cukup unik dan menarik (promosi banget), jadi aku coba share yaaaa even sebenarnya ini agak pribadi siiihh……. Tapi semoga bisa jadi inspirasiihh.. Yuk mariiiiiiiiiiiihh…..

Jadian secara instan, dengan banyak rayuan gombal, penuh dengan janji abcde, tapi ternyata semua PREEEEEETT !! Tong kosong tendang aja ke laut !!!! (aduh maaf emosi lahir batin)….. Itu lah laki-laki, awalnya ngemis-ngemis cinta, mohon-mohon, eh setelah dapet, di lepeh… Aduuh naaak, malang kali nasib amboooo…. Huhuhuuhu

Gueeeeee, Seorang fiita !! Di tinggal begitu saja sodara-sodara….!!!!!! Tanpa ada kepastian atau kata “KITA PUTUS” pun gak adaa…..!!!! Mencekam banget ga sih tuuuh bzzzzzzzzzz…..

*Oke kita mulai cerita dari awal, si mantan saya kasih nama samaran yaa.. OGI (Orang Gila)… Setuju ?? Setujuuuu !!!*

Dulu…. Dia lah yang seperti sangat membutuhkan gue, bahkan kalau mau di bilang memuja-muja gue (Ya iyalah secara gue masih muda, unyu, cantik, menarik, baiiik pulaaaa #cuih haha)…..
Saat itu gue no feeling banget…. Gue yang tadi nya ga ada rasa sama sekali, jadi ada berasa sedikit lah ke Si Ogi guk guk… Gimana enggak,, Ogi selalu ngeyakinin gue dengan mantapnya ia berpidato “Kamu akan merasakan cinta saya yang luar biasa,, saya akan penuhi semua kebutuhan mu, dan saya tidak akan menuntut apa pun dari kamu,,, saya cuma minta, tolong kamu belajar mencintai saya dengan tulus…” hoaaaaaaks mendadak muaaaaaaaaal ! ---___---“

Tapi dia betul… Bak permaisuri selama beberapa bulan gue hidup enak hahaha … Ga perlu di certain yaa kaya gimana-gimananyaaa… Nanti gue di kira pamer lagiiii heee *nyengir*

Sebelum jadian, di awal pertemuan gue udah jelasin siapa bagaimana dan makhluk seperti apakah gue ini…. Gue tau dia orang kalangan atas berduit yang punya kehidupan setengah gelap setengah remang-remang.. Jadi gue tegasin ke Ogi kalau gue ini cuma gadis biasa, besar dari keluarga sederhana yang sangat menjaga gue hingga menjadi anak rumahan, cupu dan gak gahoooooelz abeeeezzz….. Even sekarang gue menjadi pramugari yang kebanyakan orang lihat kehidupan kami gemerlap……


Gue punya satu prinsip yang gue pegang teguh, yaitu No Free Sex.


Buat gue ini adalah harta terbesar nya seorang wanita yang pantas di berikan HANYA untuk suami sah nya ! Gue jelasin itu semua ke Si Ogi… And you know what ?! Dia terbelalak kaget gak percaya…. Dia bilang “Jaman sekarang masih ada yaaaa… Ya ampun kok bisa siiiih.. Setau gue yang masih perwi mah cuma anak-anak SD doaaang..”
Gue cuma bisa prihatin......

Haduuuuh mas mbaaa,, masih panjang ceritanyaaaaa…… Agak males juga nyeritainnyaaaaaa……..

Gue bikin ringkasan aja yaaaaaa :D

=> Ogi menerima dan mau menjaga prinsip gue itu,

=> Kita jadian, dengan beberapa syarat gue ajukan :
- No sex
- menikah setelah gue cukup umur, yaitu di usia 26 tahun
- Penuhi semua kebutuhan gue dan keluarga gue

=> Ogi menuntut untuk cepat menikah, gue kasih lah keringanan dengan banyak pertimbangan..

=> Gue mulai sayang sama Ogi *yaks

=> Ogi mulai mengeluh dan keberatan dengan prinsip gue itu,

=> Kami rencana menikah tahun depan bulan Juni,

=> Prinsip gue selalu di permasalahkan, ga ada jalan keluar… Ogi merasa sangat tersiksa gundah gulanaaaa…….

Akhir cerita,,, dia mau pergi ke Surabaya… Gue antar sampai di bandara… Ternyata itu adalah pertemuan terakhir kami…. Kami lost contact hingga satu bulan….

*backsound : lagu syahduu*

And one day,,, gue coba telepon tuh Si Ogi….. Dengan hati berdebar-debar, terdengarlah suara laki-laki di ujung telepon..

“Halooo ini siapaa ??”

Sempet diam sebentar, dan dengan canggung gue jawab .. “ yaaaa halooo ini Mas Ogi kaaan ??”

“iya ini saya Ogi… ini siapa ?”
“Maaaas…. Ini aku fitaaa… Mas apa kabaaaar ??!”
“Oh fita, ada apa?”

Gue agak lama terdiam.. “Mas lagi dimana? Kok ga pernah ada kabarnyaaa ??”

Dengan santai nya ia jawab “Ini saya lagi dinner sama bini gue, nanti kapan-kapan saya kenalin”

“Hah apa mas ?? Mas sama siapa???”
“Sama bini gueeeee, yaudah udah dulu ya nanti lagi kontek-kontek lagi oke bye !”

GUE CENGOOO…

Telepon belum di tutup, di penghujung telepon, terdengar suara wanita
“siapa siiihh…”

Tut tut tut tut tuuuuuuuuuuuuuuuuut…………………………

SERUAN UTAMA BAGI KEHIDUPAN



Pada zaman nabi ada seorang laki-laki bertanya pada nabi, “Ya Rasulullah , siapakah manusia terbaik?”. Nabi menjawab,“Mereka adalah orang mukmin yang berhati makhmum.” Orang itu bertanya lagi , “Apakah hati makhmum itu?” . Nabi bersabda, “Itu adalah hati yang berTAKWA lagi bersih yang tidak ada didalamnya penipuan, sikap melampaui batas, tipu daya, khianat dan dengki”. (HR. Ibnu majah dan termasuk hadis shahih).

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu berTAKWA kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan (pembeda) dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS Al-Anfal : 29)
“Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), berTAKWAlah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu nur (cahaya) yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Mujadilah :28)

Maka apabila Aku telah mencintainya, adalah Aku-lah yang menjadi pendengarannya yang ia mendengar dengannya, dan penglihatannya yang ia melihat dengannya, dan tangannya yang ia tamparkan dengannya, dan kakinya yang ia berjalan dengannya; Dan sesungguhnya, jika ia meminta kepada-Ku, nIscaya Aku berikan kepadanya; Dan sesunggunya, jika ia memohon perlindungan kepada-Ku nescaya Aku berikan perlindungan kepadanya.” (Riwayat Imam Bukhari)

Wednesday, August 29, 2012

Astronot Pertama Indonesia

Kita ini bangsa besar, tetapi kita belum mampu menguasai angkasa luar, kata bakrie mengawali percakapanya. 

siapa bilang kata Deys, Neil Amstrong orang yang pertama mendarat di bulan itu bersama orang Indonesia.


Masa iyya deys,.. lanjut bakrie kebingungan


iyya ... coba baca berita,...Untuk pertama kalinya,... Neil Amstrong itu telah mendarat dengan Selamet di bulan,...


selamet itu orang indonesia brooooo,....hehehe, 

Sunday, August 26, 2012

Mutiara hikmah dari panggung sejarah Islam

Qais bin Abbad menceritakan, "Saat itu saya sedang duduk-duduk di masjid nabawi bersama orang-orang. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang memasuki masjid, wajahnya menunjukkan tanda-tanda kekhusyu'an. Laki-laki itu melakukan shalat dua raka'at dengan ringkas, tidak terlalu panjang. Melihat orang yang shalat itu, orang-orang berkata: "Orang ini adalah seorang penghuni surga."
Ketika laki-laki itu telah menyelesaikan shalat dan keluar dari masjid, saya segera mengikutinya sampai ia masuk ke dalam rumahnya. Saya pun ikut masuk ke dalam rumah bersamanya. Saya mengobrol dengannya beberapa saat lamanya. Saat ia sudah mulai akrab denganku, saya pun bercerita apa adanya kepadanya: "Saat Anda tadi masuk ke masjid, orang-orang bercerita begini dan begitu tentang diri anda."

Laki-laki itu menjawab, "Subhanallah, tidak selayaknya orang berbicara tentang hal yang ia tidak memiliki ilmu tentangnya. Aku akan menceritakan kepadamu kenapa sampai seperti itu."

Laki-laki itu memulai ceritanya. Katanya, "Suatu hari aku bermimpi pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam, maka aku pun menceritakan mimpiku Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam. Dalam mimpiku, aku melihat diriku berada di sebuah taman yang sangat hijau dan luas. Di tengah-tengah taman itu ada sebuah tiang dari besi, bagian bawahnya menancap di bumi namun bagian atasnya berada di langit, dan pada bagian atas tiang itu ada seutas tali yang besar."

Tiba-tiba ada sebuah suara yang mengatakan kepadaku, "Panjatlah tiang ini!"

"Aku tidak bisa," jawabku.

TIba-tiba ada seseorang yang membantuku. Dia mengangkat kainku dari belakang punggungku dan mengatakan kepadaku, "Panjatlah tiang ini!"

Akhirnya aku bisa memanjat tiang itu sampai ke puncaknya. Aku pun meraih seutas tali yang besar di puncak tiang itu.

Laki-laki yang membantuku itu berkata, "Pegang erat-erat tali itu!"

Mendadak aku terbangun dari tidurku. Anehnya, seutas tali itu masih berada di tanganku. Aku segera menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam dan menceritakan mimpi anehku kepada beliau. Beliau menjelaskan makna mimpiku dengan bersabda,

أَمَّا الرَّوْضَةُ فَرَوْضَةُ الْإِسْلَامِ، وَأَمَّا الْعَمُودُ فَعَمُودُ الْإِسْلَامِ، وَأَمَّا الْعُرْوَةُ فَهِيَ الْعُرْوَةُ الْوُثْقَى أَنْتَ عَلَى الْإِسْلَامِ حَتَّى تَمُوتَ

"Kebun hijau itu adalah kebun Islam. Tiang kebun itu adalah tiang Islam. Seutas tali itu adalah seutas tali yang kokoh (dua kalimat syahadat). Engkau akan senantiasa memegang erat Islam sampai engkau meninggal."

Qais bin Abbad mengakhiri ceritanya dengan mengatakan, "Laki-laki itu adalah Abdullah bin Salam radhiyallahu 'anhu." (HR. Bukhari no. 7010, Muslim no. 2482, Ahmad no. 23787 dan Al-Hakim no. 8190, dengan lafal Ahmad dan Al-Hakim)

Abdullah bin Salam adalah seorang pendeta dan ulama Yahudi di Madinah. Ia sangat menguasai kitab Taurat. Saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam tiba di Madinah, ia bersama penduduk Madinah menyambut kedatangan beliau.

Ia melihat tanda-tanda fisik Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam sama persis dengan tanda-tanda nabi akhir zaman yang diwahyukan dalam Taurat. Maka ia mengajukan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam tiga pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh seorang nabi. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam mampu menjawab semua pertanyaan itu, maka ia pun mengucapkan dua kalimat syahadat dan masuk Islam.

Kaum Yahudi marah besar dengan keislamannya. Mereka mencaci maki dirinya, bahkan berusaha untuk membunuhnya. Semua gangguan itu tidak melemehakan keislaman Abdullah bin Salam. Ia tetap setia mendampingi perjuangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam dalam semua peperangan beliau sampai beliau wafat. Ia setia berjihad dengan pasukan Islam pada masa pemerintahan khulafa' rasyidun. Bahkan di masa khalifah Umar bin Khathab, ia ikut dalam penaklukan Baitul Maqdis dan Nahawand.

Perbincangan orang-orang di masjid nabawi bahwa Abdullah bin Salam adalah calon penghuni surge bukanlah sebuah obrolan yang tanpa landasan ilmu. Abdullah bin Salam memang seorang yang rendah hati, tidak sombong dan tidak ingin membanggakan dirinya. Para sahabat senior telah mendengar langsung sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bahwa Abdullah bin Salam adalah seorang penghuni surga.

عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ قَالَ: مَا سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لِحَيٍّ مِنَ النَّاسِ يَمْشِي: " إِنَّهُ فِي الْجَنَّةِ " إِلا لِعَبْدِ اللهِ بْنِ سَلامٍ

Dari Sa'ad bin Abi Waqash radhiyallahu 'anhu berkata: "Aku tidak pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda tentang seseorang yang masih hidup dan berjalan (di muka bumi): "orang itu berada di surga", kecuali tentang Abdullah bin Salam." (HR. Bukhari no. 3812, Muslim no. 2483 dan Ahmad no. 1453)

Dari Sa'ad bin Abi Waqash radhiyallahu 'anhu bahwasanya sebuah nampan bubur halus dibawakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam. Beliau memakan bubur itu dan menyisakan sebagiannya. Beliau lalu bersabda,

يَدْخُلُ مِنْ هَذَا الْفَجِّ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ يَأْكُلُ هَذِهِ الْفَضْلَةَ

"Dari arah ini akan masuk ke dalam seorang penghuni surga yang akan memakan sisa bubur ini."

Sa'ad berkata: "Saat itu aku meninggalkan adikku, Umair bin Abi Waqash sedang berwudhu dan hendak menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam. Aku berharap dialah yang muncul dari arah itu, namun ternyata laki-laki yang datang dan memakan sisa bubur itu adalah Abdullah bin Salam." (HR. Ahmad no. 1458, 1591, Abu Ya'la no. 754, Al-Bazzar no. 1156, Ibnu Hibban no. 7164 dan Al-Hakim no. 5759, dishahihkan oleh Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)

Dalam wasiat di akhir kehidupannya, sahabat Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu berkata:

وَالْتَمِسُوا الْعِلْمَ عِنْدَ أَرْبَعَةِ رَهْطٍ: عُوَيْمِرٍ أَبِي الدَّرْدَاءِ، وَعِنْدَ سَلْمَانَ الْفَارِسِيِّ، وَعِنْدَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، وَعِنْدَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَلَّامٍ الَّذِي كَانَ يَهُودِيًّا، ثُمَّ أَسْلَمَ، فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «إِنَّهُ عَاشِرُ عَشْرَةٍ فِي الْجَنَّةِ»

"Carilah ilmu pada empat orang: Uwaimir Abu Darda', Salman Al-Farisi, Abdullah bin Mas'ud dan Abdullah bin Salam yang dahulunya Yahudi kemudian masuk Islam, karena sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda tentang Abdullah bin Salam: "Ia adalah orang kesepuluh dari sepuluh orang penghuni surga." (HR. Tirmidzi no. 3804, An-Nasai dalam as-sunan al-kubra no. 8253, Ahmad no. 22104, Al-Hakim no. 334, dan Ibnu Hibban no. 7165, hadits shahih)

Saudaraku seislam dan seiman…

Demi mempertahankan keislamannya, Abdullah bin Salam berani menanggung segala resiko. Abdullah bin Salam sangat terkesan dengan pesan-pesan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam. Pesan-pesan itu dijaganya sampai ia meninggal.

Abdullah bin Salam menceritakan salah satu pesan yang sangat dipegang teguh olehnya. Katanya, "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa salam tiba di Madinah, penduduk berbondong-bondong datang untuk menyambutnya. Ada orang yang meneriakkan: "Nabi telah datang. Nabi telah datang. Nabi telah datang." Waktu itu aku bergabung dengan orang-orang yang hendak menyambut kedatangannya.

Aku datang melihat beliau. Setelah aku telah memperhatikan dirinya, tahulah aku bahwa wajah beliau bukanlah wajah seorang pendusta. Hal pertama yang aku dengar beliau sabdakan pada saat itu adalah,

«يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا الْأَرْحَامَ، وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ، وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ»


"Wahai manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan kepada orang yang kelaparan, sambunglah tali kekerabatan dan laksanakanlah shalat malam saat orang-orang tengah tidur, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat." (HR. Tirmidzi no. 2485, Ibnu Majah no. 1334, Ahmad no. 23784, Ad-Darimi no. 1501 dan Al-Hakim no. 4283, hadits shahih)

Semoga pesan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam yang diriwayatkan oleh salah seorang sahabat yang dijamin masuk surga ini bisa kita selalu laksanakan, baik di akhir bulan Ramadhan ini maupun pasca Ramadhan kelak. Wallahu a'lam bish-shawab.

Friday, August 24, 2012

TENTANG CINTA KASIH SEORANG AYAH ...

Ayah di dalam kamar, beberapa kali batuk-batuk. "Cinta ayahmu kepadamu luar biasa, tetapi lebih banyak disimpan dalam hati karena kau perempuan", kata ibu. Aku mendengarkan ibu dengan heran.


"Ketika kau melanjutkan kuliah ke Jakarta dan aku bersama ayahmu mengantarmu ke stasiun, kau dan aku saling berpelukan.Ayahmu hanya memandang. Dia bilang juga ingin memelukmu, tapi sebagai laki-laki tak lazim memeluk anak perempuan di depan banyak orang, maka dia hanya menjabat tanganmu, lalu berdiri sampai kereta itu menghilang", kata ibu.

"Ibu memang sering menelponmu. Tahukah kau, itu selalu ayahmu yang menyuruh dan mengingatkan. Mengapa bukan ayahmu sendiri yang menelpon? Dia bilang, "Suaraku tak selembut suaramu. Anak kita harus menerima yang terbaik".

"Ketika kamu diwisuda, kami duduk di belakang. Ketika kau ke panggung dan kuncir di togamu dipindahkan rektor, ayahmu mengajak ibu berdiri agar dapat melihatmu lebih jelas. "Alangkah cantiknya anak kita ya bu," kata ayahmu sambil menyeka air matanya.

Mendengar cerita ibu di ruang tamu, dadaku sesak, mungkin karena haru atau rasa bersalah. Jujur saja selama ini kepada ibu aku lebih dekat dan perhatianku lebih besar. Sekarang tergambar kembali kasih sayang ayah kepadaku. Aku teringat ketika naik kelas 2 SMP aku minta dibelikan tas. Ibu bilang ayah belum punya uang.

Tetapi sore itu ayah pulang membawa tas yang kuminta. Ibu heran. "Tidak jadi ke dokter?" tanya ibu. "Kapan-kapan saja. Nanti minum jahe hangat, batuk akan hilang sendiri", kata ayah. Rupanya biaya ke dokter, uangnya untuk membeli tasku, membeli kegembiraan hatiku, dengan mengorbankan kesehatannya.

"Dulu setelah prosesi akad nikahmu selesai, ayahmu bergegas masuk kamar. Kau tahu apa yang dilakukan?" tanya ibu. Aku menggeleng. "Ayahmu sujud syukur sambil berdoa untukmu. Air matanya membasahi sajadah.

Dia mohon agar Allah melimpahkan kebahagiaan dalam hidupmu. Sekiranya kau dilimpahi kenikmatan, dia mohon tidak membuatmu lupa zikir kepada-Nya. Sekiranya diberi cobaan, mohon cobaan itu adalah cara Tuhan meningkatkan kualitas hidupmu. Lama sekali dia sujud sambil terisak. Ibu mengingatkan banyak tamu menunggu. Dia lalu keluar dengan senyuman tanpa ada bekas air di pelupuk matanya".

Mendengar semua itu, air mataku tak tertahan lagi, tumpah membasahi pipi. Dari kamar terdengar ayah batuk lagi. Aku bergegas menemui ayah sambil membersihkan air mata.

"Kau habis menangis?" ayah menatapku melihat sisa air di mataku. "Oh, tidak ayah!" aku tertawa renyah. Ku pijit betisnya lalu pundaknya. "Pijitanmu enak sekali seperti ibumu", katanya sambil tersenyum. Aku tahu, meski sakit, ayah tetap ingin menyenangkan hatiku dengan pujian. Itulah pertama kali aku memijit ayah. Aku melihat betapa gembira wajah ayah. Aku terharu.

"Besok suamiku menyusulku, ambil cuti seminggu seperti aku. Nanti sore ayah kuantar ke dokter", kataku. Ayah menolak. "Ini hanya batuk ringan, nanti akan sembuh sendiri". "Harus ke dokter, aku pulang memang ingin membawa ayah ke dokter, mohon jangan tolak keinginanku", kataku berbohong.

Ayah terdiam. Sebenarnya aku pulang hanya ingin berlibur, bukan ke dokter. Tapi aku berbohong agar ayah mau kubawa ke dokter. Aku bawa ayah ke dokter spesialis. Ayah protes lagi, dia minta dokter umum yang lebih murah. Aku hanya tersenyum.

Hasil pemeriksaan ayah harus masuk rumah sakit hari itu juga. Aku bawa ke rumah sakit terbaik di kotaku. Ibu bertanya setengah protes. "Dari mana biayanya?". Aku tersenyum, "Aku yang menanggung seluruhnya bu. Sejak muda ayah sudah bekerja keras mencari uang untukku.

Kini saatnya aku mencari uang untuk ayah. Aku bisa! Aku bisa bu!". Kepada dokter aku berbisik; "Tolong lakukan yang terbaik untuk ayahku dok, jangan pertimbangkan biaya", kataku. Dokter tersenyum.

Ketika ayah sudah di rumah dan aku pamit pulang, aku tidak menyalami, tetapi merangkul dengan erat untuk membayar keinginannya di stasiun dulu. "Seringlah ayah menelponku, jangan hanya ibu", kataku. Ibu mengedipkan mata sambil tersenyum.

Dalam perjalanan pulang, aku berfikir, berapa banyak anak yang tidak paham dengan ayahnya sendiri seperti aku. Selama ini aku tidak paham betapa besar cinta ayah kepadaku.

Hari-hari berikutnya aku selalu berdoa : "Rabbighfir lii wa li waalidayya warhamhuma kama rabbayaani shagiira". Namun kini dengan perasaan berbeda. Terbayang ketika ayah bersujud pada hari pernikahanku sampai sajadah basah dengan air matanya.

sumber: face book :Hidup itu Indah

Thursday, August 23, 2012

MENJAGA LISAN


Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku dip agar belakang rumah setiap kali dia marah.Hari pertama anak itu memakukan 48 paku ke pagar setiap kali dia marah. Lalu secara bertahap jumlah itu berkurang. Dia mendapati bahwa... ternyata lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan paku ke pagar.


Akhhirnya tibalah hari dimana anak tersebut merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. Dia memberitahukan ini kepada ayahnya, yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku setiap hari dimana dia tidak marah.Hari-hari berlalu dan anak laki-laki itu akhirnya memberitahu ayahnya bahwa semua paku telah tercerabut olehnya.


Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar. “Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi, lihatlah lubang lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. “Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan. Kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini.di hati orang.”Suara sayap itu menghaluskan angin yang ada disekitarnya. Tidak seperti lisan yang dihasilkan oleh jutaan manusia yang ada saat ini. Sudah banyak kata yang dikeluarkan oleh lisan. Tak dapat dihitung dan tak dapat diduga. Kehancuran sedikit demi sedikt meluas akibat lisan yang tak terjagai. Dusta, bohong, fitnah, ungkapan benci, semua bermula dari lisan manusia. Tidak seperti suara yang dikeluarkan oleh burung di pagi hari yang begitu merdu dan indah. Jika direnungi, lisan ini seperti tidak ada kendalinya. Meluncur deras tanpa batas, semakin hari hanya membuat kerusakan di dunia, ah mengapa lisan ini sering tidak terjaga ?

Nikmat yang Allah berikan melalui lisan begitu melimpah. . Dengan lisan ini pula kita masih diberi kesempatan untuk meminta maaf kepada saudara dan teman. kita bisa mengajak orang lain  Dan hebatnya lagi, melalui lisan bisa berdo’a. Memohon ampunan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.


 Mungkin tanpa kita sadari lisan kita sering melukai perasaan sahabat kita, bisa jadi ada kata yang menyinggung perasaan sahabat kita ,bisa jadi ucapan-ucapan ketika kita marah, melekat pada sahabat kita, dan sulit dihilangkan bekasnya oleh mereka. Bisa jadi mereka tidak rela dengan perkataan kita, ketika mereka telah tiada. Mau kah kita menjadi orang yang meninggalkan bekas yang buruk di hati orang lain ?
Semoga kita diberi hidayah untu selalu menjaga lisan kita.  Aamiin,..


SUMBER:HIDUP ITU INDAH

Tuesday, August 21, 2012

Alasan Kepulangan Obama Dari Indonesia

Setelah tertunda 2 kali, Presiden Obama akhirnya 

bertandang ke Indonesia. Sayangnya beliau hanya 20 jam 


berada di Indonesia. Publik jadi bertanya-tanya kenapa 


Presiden Obama harus pulang secepat itu.



Dalam wawancara khusus dengan CNN, Presiden Obama 

akhirnya menyampaikan alasannya: Bahwa sebagai orang 


yang pernah tinggal di Indonesia, beliau sangat paham 


dengan aturan di Indonesia. Jika berkunjung lebih dari 


1×24 jam, maka Presiden Obama wajib melapor ke RT/RW 


setempat.

ONLINE Malem Jumat

Pada suatu malam Jum’at Kliwon, seorang penjaga kuburan 

melihat ada seorang wanita sedang mainin HP di atas salah 


satu kuburan. Penjaga kuburanpun menegur:



“Mbak ngapain malam-malam gini mainin hape di atas 

kuburan?”



Si cewek menjawab “Iya pak, abis dibawah sinyalnya 

lemah…”

Siapa Itu Thomas Alfa Edison?

Siapa Itu Thomas Alfa Edison?
Bu guru: “Andi..! coba kamu jawab, siapa itu Thomas Alfa Edison..?”
Andi: “Tidak tau bu guru…”.
Bu guru: “Kalo James Watt, siapa dia..?”

Andi: “Ndak tau juga bu guru..”
Bu guru: “Andi! Bagaimana sih kamu ini? ditanya ini itu pasti jawab tidak tau… Tidak pernah belajar ya?”
Andi: “Belajar kok bu guru… Lah coba Andi tanya, bu guru tau ndak siapa Arifin Widodo..?”
Bu guru: “Tidak tau…”
Andi: “Kalau Bambang Setiono Ibu tau?”
Bu guru: “Tidak tau… Emang siapa mereka itu..?”
Andi: “Yaa itulah Bu…, kita khan pasti punya kenalan sendiri-sendiri..”

wooowwwwww


Cewek : Mas kerja dimana?
Cowok : Saya cuma usaha beberapa hotel bintang 4 dan 5 di Jakarta dan Bali…
Cewek : (WAW…Konglomerat pasti!)… Mas tinggal dimana?
Cowok : Pondok Indah Bukit Golf…
Cewek : (WAW kereenn…Rumah Orang-orang “The Haves”) Pasti gede rumahnya yah…?
… Cowok : Ngga ah…Biasa aja koq…cuma 3000 m2…
Cewek : (Busett!) Pasti mobilnya banyak yah…?
Cowok : Sedikit koq…Cuma ada Ferrari. Jaguar. Mercedes. BMW. Mazda…
Cewek : (Wah cowok idaman gue nihh!!) Mas uda punya istri…?
Cowok : Hmm…Sampai saat ini belum tuh…hehe…
Cewek : (Enak juga nih kalu gue bisa jadi bininya…) Mas merokok??
Cowok : Tidak…rokok itu tidak bagus untuk kesehatan tubuh…
Cewek : (Wah sehat nihh!) Mas suka minum-minuman keras?
Cowok : Tidak donk…
Cewek : (Gilee…Cool abissss!!) Mas suka maen judi??
Cowok : Nggak…ngapain juga judi? ngabisin duit aja
Cewek : (Ooohhhh…So sweett…) Mas suka dugem gitu ga??
Cowok : Tidak tidak…
Cewek : (Iihh…sholeh banget nih cowok!) Mas udah naik haji?
Cowok : Yah…baru 3x dan umroh paling 6x…
Cewek : (Subhanallah…calon surgawi…) Hobinya apa sih mas?
Cowok : BOHONGIN orang……</

KISAH HIKMAH - BALASAN UNTUK ALI

Suatu hari, Ali, seorang pedagang di pasar pulang ke rumah dengan tangan hampa. Kali ini, dagangannya tidak laku sama sekali. Ketika sampai di rumah, dia bertanya pada istrinya, "Wahai Istriku, hari ini daganganku tidak laku. Apakah kau masih menyimpan uang untuk membeli makan bagi keluarga kita?"
Rozimah, istrinya, lalu berjalan menuju kamar, "Aku masih menyimpan tiga dirham lagi, Suamiku. Apakah cukup untuk membeli makanan untuk kita sekeluarga?" tanyanya.
"Insya Allah, biarlah aku yang akan membelanjakan¬nya. Semoga aku bisa membeli sesuatu dengan uang ini untuk makan malam nanti."
Ali mengambil uang di tangan istrinya dan ke luar rumah untuk berbelanja makanan. Di tengah jalan, dia bertemu seorang laki-laki.
Wahai Tuan, apakah kau mau memberi uang untukku? Keluargaku kelaparan. Semoga Allah membalas kebaikanmu," kata lelaki itu.
Tanpa pikir panjang, Ali langsung memberikan uang tiga dirham itu. Kemudian, Ali pulang tanpa membawa apa pun ke rumah. Melihat suaminya pulang tanpa membawa apa pun, Rozimah bertanya, "Wahai Suamiku , mana makanan untuk makan malam kita?"
"Istriku, maafkan aku. Aku sudah memberikannya kepada lelaki yang keluarganya kelaparan."
"Uang kita hanya tinggal tiga dirham itu?" kata Rozimah sambil menangis.
"Wahai Istriku, janganlah merasa menyesal dengan apa yang kulakukan. Cukuplah Allah yang akan memberikan balasannya. Keluarga lelaki itu kelaparan, sedang¬kan keluarga kita hanya tidak makan malam saja."
"Wahai Suamiku yang berhati mulia, aku menangis bukan karena menyesal. Namun, aku merasa terharu karena kau memiliki hati yang sangat mulia. Ya, cukup Allah yang akan memberikan balasannya."
"Semoga Allah ridha dengan apa yang kita lakukan," kata Ali.Setelah itu, Ali pamit kepada istrinya untuk menemui sahabatnya. Tiba-tiba, datang seorang lelaki membawa seekor unta."Hai Ali, apakah kau berminat dengan unta ini?" tanya lelaki itu.Ali melihat unta yang terlihat besar dan sehat itu, "Meskipun aku tertarik, aku tidak memiliki uang untuk membelinya," jawab Ali."Tidak masalah, Sahabatku. Aku akan memberikan unta ini kepadamu dan kau bisa membayarku jika untanya sudah laku. Kau adalah pedagang yang cerdas. Aku yakin unta ini akan cepat laku di tanganmu," kata laki- laki itu.
"Benarkah? Memangnya berapa harganya?" tanya Ali terkejut, sekaligus senang dengan tawaran itu."Seratus lima puluh dirham dan unta ini bisa laku hingga tiga ratus dirham," jawab si pemilik unta."Baiklah, aku akan membelinya." Lalu, Ali mengambil unta itu dan kembali beijalan.Baru beberapa langkah saja, seorang Badui menghampirinya."Wahai Ali, apakah kau akan menjual unta ini?" tanya Badui itu.’Ya, benar.""Unta yang kaupegang sungguh besar dan sehat. Be¬rapakah kau menjualnya?" tanya Badui itu. Ali terpikir saran yang diberikan oleh laki-laki penjual unta itu.’Tiga ratus dirham," kata Ali.
"Harga yang sepadan. Aku akan membelinya." Tanpa banyak berpikir, orang Badui mengeluarkan uang dari sakunya."Alhamdulillah." Ali memanjatkan puji syukur kepada Allah. Lalu, dia membeli, makanan untuk keluarga dan segera pulang ke rumah.Rozimah kaget dengan makanan yang dibawa sua¬minya, "Apakah kau berutang kepada sahabatmu? Dari mana makanan sebanyak ini?"
"Ini yang dinamakan balasan dari Allah, Istriku yang salihah," lalu Ali menceritakan mengenai pertemuannya dengan penjual unta itu.Mereka pun semakin yakin dengan kekuasaan Allah dan tak henti-hentinya mengucap syukur.
 "Kemurahan hati adalah dari (harta) kemurahan hati dan pemberian Allah. Bermurah hatilah niscaya Allah bermurah hati kepadamu. "
-HR Ath-Thabrani 

sumber:semangat setiap saat

Monday, August 20, 2012

Kisah si kakek penjual amplop


        Kisah nyata ini ditulis oleh seorang dosenITB bernama Rinaldi Munir mengenai seorang kakek yang tidak gentar berjuang untuk hidup dengan mencari nafkah dari hasil berjualan amplop di Masjid Salman ITB. Jaman sekarang amplop bukanlah sesuatu yang sangat dibutuhkan, tidak jarang kakek ini tidak laku jualannya dan pulang dengan tangan hampa. Mari kita simak kisah “Kakek Penjual Amplop di ITB”.
        Setiap menuju ke Masjid Salman ITB untuk shalat Jumat saya selalu melihat seorang Kakek tua yang duduk terpekur di depan dagangannya. Dia menjual kertas amplop yang sudah dibungkus di dalam plastik. Sepintas barang jualannya itu terasa “aneh” di antara pedagang lain yang memenuhi pasar kaget di seputaran Jalan Ganesha setiap hari Jumat. Pedagang di pasar kaget umumnya berjualan makanan, pakaian, DVD bajakan, barang mainan anak, sepatu dan barang-barang asesori lainnya. Tentu agak aneh dia “nyempil” sendiri menjual amplop, barang yang tidak terlalu dibutuhkan pada zaman yang serba elektronis seperti saat ini.
        Masa kejayaan pengiriman surat secara konvensional sudah berlalu, namun Kakek itu tetap menjual amplop. Mungkin Kakek itu tidak mengikuti perkembangan zaman, apalagi perkembangan teknologi informasi yang serba cepat dan instan, sehingga dia pikir masih ada orang yang membutuhkan amplop untuk berkirim surat.Kehadiran Kakek tua dengan dagangannya yang tidak laku-laku itu menimbulkan rasa iba. Siapa sih yang mau membeli amplopnya itu? Tidak satupun orang yang lewat menuju masjid tertarik untuk membelinya. Lalu lalang orang yang bergegas menuju masjid Salman seolah tidak mempedulikan kehadiran Kakek tua itu.
        Kemarin ketika hendak shalat Jumat di Salman saya melihat Kakek tua itu lagi sedang duduk terpekur. Saya sudah berjanji akan membeli amplopnya itu usai shalat, meskipun sebenarnya saya tidak terlalu membutuhkan benda tersebut. Yach, sekedar ingin membantu Kakek itu melariskan dagangannya. Seusai shalat Jumat dan hendak kembali ke kantor, saya menghampiri Kakek tadi. Saya tanya berapa harga amplopnya dalam satu bungkus plastik itu. “Seribu”, jawabnya dengan suara lirih. Oh Tuhan, harga sebungkus amplop yang isinnya sepuluh lembar itu hanya seribu rupiah? Uang sebesar itu hanya cukup untuk membeli dua gorengan bala-bala pada pedagang gorengan di dekatnya. Uang seribu rupiah yang tidak terlalu berarti bagi kita, tetapi bagi Kakek tua itu sangatlah berarti. Saya tercekat dan berusaha menahan air mata keharuan mendengar harga yang sangat murah itu. “Saya beli ya pak, sepuluh bungkus”, kata saya.
        Kakek itu terlihat gembira karena saya membeli amplopnya dalam jumlah banyak. Dia memasukkan sepuluh bungkus amplop yang isinya sepuluh lembar per bungkusnya ke dalam bekas kotak amplop. Tangannya terlihat bergetar ketika memasukkan bungkusan amplop ke dalam kotak.
Saya bertanya kembali kenapa dia menjual amplop semurah itu. Padahal kalau kita membeli amplop di warung tidak mungkin dapat seratus rupiah satu. Dengan uang seribu mungkin hanya dapat lima buah amplop. Kakek itu menunjukkan kepada saya lembar kwitansi pembelian amplop di toko grosir. Tertulis di kwitansi itu nota pembelian 10 bungkus amplop surat senilai Rp7500. “Kakek cuma ambil sedikit”, lirihnya. Jadi, dia hanya mengambil keuntungan Rp250 untuk satu bungkus amplop yang isinya 10 lembar itu. Saya jadi terharu mendengar jawaban jujur si Kakek tua. Jika pedagang nakal ‘menipu’ harga dengan menaikkan harga jual sehingga keuntungan berlipat-lipat, Kakek tua itu hanya mengambil keuntungan yang tidak seberapa. Andaipun terjual sepuluh bungkus amplop saja keuntungannya tidak sampai untuk membeli nasi bungkus di pinggir jalan. Siapalah orang yang mau membeli amplop banyak-banyak pada zaman sekarang? Dalam sehari belum tentu laku sepuluh bungkus saja, apalagi untuk dua puluh bungkus amplop agar dapat membeli nasi.
Setelah selesai saya bayar Rp10.000 untuk sepuluh bungkus amplop, saya kembali menuju kantor. Tidak lupa saya selipkan sedikit uang lebih buat Kakek tua itu untuk membeli makan siang. Si Kakek tua menerima uang itu dengan tangan bergetar sambil mengucapkan terima kasih dengan suara hampir menangis. Saya segera bergegas pergi meninggalkannya karena mata ini sudah tidak tahan untuk meluruhkan air mata. Sambil berjalan saya teringat status seorang teman di fesbuk yang bunyinya begini: “Kakek-Kakek tua menjajakan barang dagangan yang tak laku-laku, ibu-ibu tua yang duduk tepekur di depan warungnya yang selalu sepi. Carilah alasan-alasan untuk membeli barang-barang dari mereka, meski kita tidak membutuhkannya saat ini. Jangan selalu beli barang di mal-mal dan toko-toko yang nyaman dan lengkap….”.
Si Kakek tua penjual amplop adalah salah satu dari mereka, yaitu para pedagang kaki lima yang barangnya tidak laku-laku. Cara paling mudah dan sederhana untuk membantu mereka adalah bukan memberi mereka uang, tetapi belilah jualan mereka atau pakailah jasa mereka. Meskipun barang-barang yang dijual oleh mereka sedikit lebih mahal daripada harga di mal dan toko, tetapi dengan membeli dagangan mereka insya Allah lebih banyak barokahnya, karena secara tidak langsung kita telah membantu kelangsungan usaha dan hidup mereka.
Dalam pandangan saya Kakek tua itu lebih terhormat daripada pengemis yang berkeliaran di masjid Salman, meminta-minta kepada orang yang lewat. Para pengemis itu mengerahkan anak-anak untuk memancing iba para pejalan kaki. Tetapi si Kakek tua tidak mau mengemis, ia tetap kukuh berjualan amplop yang keuntungannya tidak seberapa itu.
Di kantor saya amati lagi bungkusan amplop yang saya beli dari si Kakek tua tadi. Mungkin benar saya tidak terlalu membutuhkan amplop surat itu saat ini, tetapi uang sepuluh ribu yang saya keluarkan tadi sangat dibutuhkan si Kakek tua.
Kotak amplop yang berisi 10 bungkus amplop tadi saya simpan di sudut meja kerja. Siapa tahu nanti saya akan memerlukannya. Mungkin pada hari Jumat pekan-pekan selanjutnya saya akan melihat si Kakek tua berjualan kembali di sana, duduk melamun di depan dagangannya yang tak laku-laku.
Mari kita bersyukur telah diberikan kemampuan dan nikmat yang lebih daripada kakek ini. Tentu saja syukur ini akan jadi sekedar basa-basi bila tanpa tindakan nyata. Mari kita bersedekah lebih banyak kepada orang-orang yang diberikan kemampuan ekonomi lemah. Allah akan membalas setiap sedekah kita, amiin.

Arti Kehidupan


Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup sebatang kara. Pendidikan rendah, hidup dari bekerja sebagai buruh tani milik tuan tanah yang kaya raya. Walapun hidupnya sederhana tetapi sesungguhnya dia bisa melewati kesehariannya dengan baik.
Pada suatu ketika, si pemuda merasa jenuh dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti, untuk apa sebenarnya hidup di dunia ini. Setiap hari bekerja di ladang orang demi sesuap nasi. Hanya sekadar melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda itu merasa hampa, putus asa, dan tidak memiliki arti.
“Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini,” katanya dalam hati. Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon.
Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela lembut. “Anak muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan menggantung diri di dahanku yang telah berumur ini. Sayang, bila dia patah. Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ, bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini.”
Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, tidak jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih si pohon, “Hai anak muda. Kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan tekun dan rajin. Jika kamu mau bunuh diri, silakan pindah ke tempat lain. Kasihanilah lebah dan manusia yang telah bekerja keras tetapi tidak dapat menikmati hasilnya.”
Sekali lagi, tanpa menjawab sepatah kata pun, si pemuda berjalan mencari pohon yang lain. Kata yang didengarpun tidak jauh berbeda, “Anak muda, karena rindangnya daunku, banyak dimanfaatkan oleh manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di bawah dedaunanku. Tolong jangan mati di sini.”
Setelah pohon yang ketiga kalinya, si pemuda termenung dan berpikir, “Bahkan sebatang pohonpun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi makhluk lain”.
Segera timbul kesadaran baru. “Aku manusia; masih muda, kuat, dan sehat. Tidak pantas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya cita-cita dan akan bekerja dengan baik untuk bisa pula bermanfaat bagi makhluk lain”.
Si pemuda pun pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega.
Kalau kita mengisi kehidupan ini dengan menggerutu, mengeluh, dan pesimis, tentu kita menjalani hidup ini (dengan) terasa terbeban dan saat tidak mampu lagi menahan akan memungkinkan kita mengambil jalan pintas yaitu bunuh diri.
Sebaliknya, kalau kita mampu menyadari sebenarnya kehidupan ini begitu indah dan menggairahkan, tentu kita akan menghargai kehidupan ini. Kita akan mengisi kehidupan kita, setiap hari penuh dengan optimisme, penuh harapan dan cita-cita yang diperjuangkan, serta mampu bergaul dengan manusia-manusia lainn

Tergantung pikiran


Alkisah, ada seorang ibu muda yang sudah berhari-hari tidak makan, hingga tubuhnya semakin kurus saja. Seorang tabib tua memeriksa denyut nadinya, lalu berkata: “Anda memendam begitu banyak masalah dalam hati Anda, sehingga badan menjadi lemah. Karena sebenarnya Anda tidak memiliki penyakit yang parah.”
Setelah mendengar diagnosis sang tabib, ibu muda itu merasa sangat lega seperti terlepas dari beban berat. Kemudian, ibu muda itu pun menceritakan semua masalahnya pada sang tabib. Tabib tua pun bertanya, “Bagaimana perasaan suami Anda terhadap Anda?”
Si ibu muda menjawab dengan tersenyum, “Sangat menyayangi saya.” Tabib tua bertanya lagi, “Apakah punya anak?” Dengan penuh ceria si ibu muda menjawab, “Ada, seorang putri, sangat pengertian….”
Selagi tadi bertanya, sang tabib pun menuliskan sesuatu. Setelahnya, ia memperlihatkan tulisannya di dua kertas pada si ibu muda itu. Lembar yang satu bertuliskan masalah si ibu muda, dan lembaran yang lain berisikan sukacita si ibu muda.
Kemudian, sang tabib berkata pada si ibu muda, “Kedua kertas ini adalah resep obat untuk penyakit Anda, Anda mencatat semua masalah yang Anda hadapi, dan melupakan sukacita di sekitar Anda.”
Sambil berkata begitu, sang tabib tua menyuruh muridnya membawakan sebaskom air dan tinta. Setelah itu, sang tabib meneteskan tinta hitam ke dalam air yang jernih. Terlihat warna hijau muda dari tetesan tinta yang mulai menyebar ke seluruh permukaan air.
Dan dalam sekejap, tinta itu tak terlihat lagi. Sang tabib berkata lagi, “Ketika tinta hitam masuk ke dalam air, warnanya akan memudar. Bukankah kehidupan kita juga begitu?”
Sering kali beban penderitaan yang begitu berat kita rasakan, lebih dikarenakan diri kita sendiri yang terlalu terpaku pada masalah-masalah yang ada dan melupakan sukacita yang ada di sekitar kita. Cobalah belajar untuk mencampurkan sedikit demi sedikit penderitaan pada air kehidupan yang jernih, luas, dan berisi sukacita kita. Dengan begitu, beban hidup kita akan terasa lebih ringan.

Arti Kesetiaan


Kisah nyata ini pernah ditayangkan di MetroTV). Semoga kita dapat mengambil pelajaran.
Ini cerita nyata, beliau adalah Bp. Eko Pratomo Suyatno, Direktur Fortis Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment, beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di Indonesia. Apa yg diutarakan beliau adalah sangat benar sekali. Silakan baca dan dihayati.
————————————————————————————————–
Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua.Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak.
Disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak keempat tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Itu terjadi selama 2 tahun. Menginjak tahun ke tiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja, dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum.

Sumber:Kisah Inspiratif, www iphincow worpress.com

PESAN AKHIR RAMADHAN


Di saat Ramadhan akan pergi,

dia sempat menitipkan beberapa pesan.

Tolong sampaikan pesanku untuk saudaraku mukmin,
kemana pun dia pergi ajaklah SABAR untuk menemani hari-hari dukanya.
Berjalanlah dengan langkah yang SYARI`AH,
peluklah ISTIQOMAH saat dia kelelahan dalam perjalanan TAQWA,
jaga titipan manisku berupa SYUKUR dan SABAR.

Jangan pernah meninggalkan teman setianya IKHTIAR dan TAWAKKAL pada TAWADHU` saat kesombongan menyerang. Selalulah meminta nasihat dari AL QUR`AN DAN AL HADIST RASUL, baik saat suka maupun duka.
Bila dia rindu denganku PUASA lah di hari-hari kesukaanku Senin dan Kamis.
Terus merawat dirilah dengan menjaga FITRAH.


Akhirnya…
sampaikan salam dan terima kasih untuk MUKMIN karena telah menyambutku dengan suka.

Saudaraku…
Bersyukurlah sambil berdoa agar kita bisa bersua lagi dengan Ramadhan di tahun depan,
sebab tidak ada jaminan
bahwa kita masih bertemu dengannya di tahun depan



* Ya Rabb..

Jangan biarkan aku kikir dalam kesombongan
Bukakan rezekiku tanpa kekufuran
Panjangkan umurkan dengan kemaslahatan
Dan pertemukanlah aku
dengan kesejukan Ramadan tahun depan

Aamiin

Seri Kisah Tergantung Hati

    Garam
    Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak.

    Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya.

    Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan.

    "Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya...", ujar Pak Tua itu.

    "Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah kesamping.

    Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya.

    Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu.

    "Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah".

    Saat anak muda itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, "Bagaimana rasanya?"

    "Segar", sahut tamunya.

    "Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?" tanya Pak Tua lagi.

    "Tidak", jawab si anak muda.

    Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu.

    "Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam , tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita."

    "Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu".

    "Jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, tapi buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan".