Welcome to Pear'L Corner' Selamat datang di Pear'L Corner 'Selamat datang di Pear'L Corner 'Welcome to Pear'L Corner ' Welcome to Pear'L Corner'selamat datang Pear'L Corner 'Welcome to Pear'L Corner'selamat datang Pear'L Corner' Sudut Hati : August 2013

Translate

Friday, August 30, 2013

Mulianya Hati Tukang Sampah Ini



JINHUA - Keterbatasan ekonomi tak membuat kemuliaan hati Lou Xiaoying hilang. Nenek berumur 88 tahun yang bekerja sebagai tukang sampah di Cina, justru mampu membesarkan 30 anak telantar yang ia temukan.

Lou kerap menemukan bayi yang dibuang di Jinhua, Cina. Lantas, ia membawa pulang bayi-bayi malang itu, dan merawat serta membesarkannya seperti darah dagingnya sendiri.Lou dan suaminya, almarhum Li Zin, tak tega melihat anak-anak tak berdosa berada di tempat sampah. Lou dan Li pertama kali menemukan anak pada 1972 silam. Sejak itu, mereka merasa terpanggil untuk membesarkan anak-anak yang dibuang.

"Meski sudah tua, saya tidak bisa membiarkan anak-anak itu dibiarkan di tempat sampah. Mereka bisa mati," ujar Lou seoperti diwartakan Daily Mail, Selasa (31/7/2012).
Lou kini menderita gagal ginjal. Hidupnya hanya tinggal menunggu waktu, tapi ia masih ingin bisa melihat anak-anaknya tumbuh besar.
Zhang Qilin, anak terkecil Lou, ditemukan saat Lou berusia 82 tahun. Lou memiliki satu putri biologis, Zhang Caiying, yang berusia 49 tahun.
Kini, Zhang mengikuti jejak orangtuanya. Ia mengabdikan hidup untuk merawat anak-anak yang sengaja dibuang karena kelahirannya tidak diharapkan. (tribunnews)

Persaudaraan Yang Indah

Disebuah desa yg subur, hiduplah 2 lelaki bersaudara.
Sang kakak tlh berkeluarga dgn 2 orang anak, sedangkan si adik masih melajang.
Mereka menggarap satu lahan berdua dan ktka panen, hasilnya mereka bagi sama rata.
Disuatu malam setelah panen, si adik duduk sendiri dan berfikir. "pembagian ini sungguh tidak adil, seharusnya kakakku lah yg mendapat bagian lebih banyak karena dia hidup dengan istri dan kedua anaknya.

"Maka dimalam yang sunyi itu diam2 dia menggotong satu karung padi miliknya dan meletakkanya dilumbung padi milik kakaknya".
Ditempat yg lain, sang kakak juga berfikir, "pembagian ini adil jika adikku mendapat bagian yang lebih bnyak, karena ia hidup sendiri, jika terjadi apa2 dengannya tak ada yang mengurus, sedangkan aku ada anak dan istri yg kelak merawatku."

Maka sang kakakpun bergegas mengambil satu karung dari lumbungnya dan mengantarkan dengan diam2 ke lumbung milik sang adik.
Kejadian ini terjadi bertahun-tahun.

Dalam benak mereka ada tanda tanya, kenapa lumbung padi mereka seperti tak berkurang meski telah menguranginya setiap kali panen?
Hingga disuatu malam yang lengang setelah panen, mereka berdua bertemu ditengah jalan.
Masing2 mereka menggotong satu karung padi.

Tanda tanya dalam benak mereka terjawab sudah, seketika itu juga mereka saling memeluk erat, mereka sungguh terharu ber urai air mata menyadari betapa mereka saling menyayangi.

Besarnya wadah kehidupan

    Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. 

    Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. "Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya...", ujar Pak Tua itu. "Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. 

    Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. "Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah". Saat anak muda itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, "Bagaimana rasanya?" 
    "Segar", sahut tamunya. 
    "Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?" tanya Pak Tua lagi. 
    "Tidak", jawab si anak muda. 

    Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. 
    "Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam , tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita." 
    "Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu". 
    "Jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, tapi buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan".

Keseimbangan Hidup



Tuhanku Yang Maha Damai, terima kasih atas nikmat kehidupan yang Kau ijinkan untuk kualami di hari ini.

Aku memang belum sepenuhnya mengerti tentang tujuan kehidupanku, tapi setidaknya aku tahu bahwa aku hidup untuk kemuliaanMu.

Karena Engkau Maha Mulia, maka jika aku memuliakanMu – sesungguhnya kemuliaan itu adalah untukku.

Engkau Maha Kaya, maka jika aku patuh kepadaMu – Engkau akan memperbaiki rezekiku, membebaskanku dari keharusan berhutang, dan memapankanku dalam kehidupan yang sejahtera.

Engkau Yang Memiliki Ilmu, maka menuntut ilmu adalah sesungguhnya sama dengan meminta milikMu - yang Kau berikan bersama derajat yang lebih tinggi dan rezeki yang pantas bagi derajat itu.

Tuhan, aku mohon kehidupanku hari ini Kau sehatkan, Kau damaikan, Kau kuatkan, Kau lancarkan, dan Kau indahkan. 

Tuhan, aku mohon Kau tambahkan rezekiku dari sumber yang sudah kuketahui dan dari sudut-sudut yang tak kuketahui.


Tuhan, penuhilah hatiku dengan cinta, wajahku dengan kasih, suaraku dengan keteduhan, sentuhanku dengan kelembutan, dan namaku dengan keindahan.

Aku sungguh berharap agar Engkau Yang KemahaanNya tak tersamai oleh siapa dan apa pun, mengabulkan niat dan arti dalam setiap kata pada doaku di pagi ini.

Engkau Maha Mengetahui, maka aku yakin Engkau akan juga menghadiahiku dengan kebaikan yang tak kuminta tapi yang sangat kubutuhkan.

Aamiin
(sumber:Mario Teguh)

Thursday, August 29, 2013

Miliarder Singapura Ini Hasilkan Rp22 T dengan "Modal Dengkul"

GOH Cheng Liang adalah salah satu konglomerat Singapura paling terkenal. Dia juga jarang berbicara kepada media.Walau begitu, hasil karyanya yang berupa landmark terlihat paling menonjol di Singapura. Seperti rumah sakit Mt Elizabeth dan pusat perbelanjaan Liang Court di Clarke Quay. Hanya bermodal usahanya, saat ini, kekayaannya ditaksir mencapai USD2,1 miliar atau Rp22,96 triliun (kurs Rp10.935 per USD). Goh tidak pernah bersekolah. Dia lahir dari keluarga miskin di rumah petak yang cuma memiliki satu ruangan pada tahun 1928. Sebagai anak laki-laki, dia mencari ikan untuk dijual dan bekerja di sebuah toko perkakas. Tapi, dia terus belajar keterampilan berbisnis yang membentuk takdirnya.

Pada tahun 1949, ketika pasar saham Inggris tengah surplus sebagai imbas Perang Dunia II, Goh membeli semua stok cat busuk dengan harga yang sangat murah. Dengan buku kimia di tangannya, dia mencampurkan pelarut, pewarna dan bahan kimia untuk memproduksi merek catnya, Pigeon.Tahun berikutnya, perang Korea pecah dan larangan impor membuat laba dari penjualan catnya melejit akibat tidak ada produk asing yang masuk.Bisnis Goh mencapai puncaknya ketika dia menjalin kerjasama dengan perusahaan cat Jepang, Nippon Paint. Saat itu, Goh mengambil risiko dengan membentuk joint venture, Management Group Nipsea, dengan porsi 60-40.Perusahaan ini lah yang membuat merek cat Nippon menjadi terkenal di Asia. Cat Nippon sekarang dijual di 15 negara di luar Jepang dengan jumlah karyawan sebanyak 15.000 orang dan pabrik di 30 lokasi. Omzet tahunannya pun mencapai USD2,6 miliar.Kesuksesannya di bisnis cat tidak melunturkan naluri bisnisnya.

Dia pun mengembangkan usahanya ke sektor properti. Selama bertahun-dtahun, ia menginvestasikan sebagian keuntungannya dari bisnis cat ke properti dengan membangun pusat perbelanjaan, hotel, serviced residences, serta bisnis distribusi ritel dengan mitra Jepang, pabrik elektronik, kemasan khusus, logistik, pabrik makanan di Amerika dan bahkan sebuah perusahaan pertambangan di China.Ketika anaknya yang sekolah di Amerika, Goh Hup Jin, membawa sejumlah perusahannya untuk go public, Goh pun mendirikan perusahaan holding, Yenom Industries. Perusahaan ini merupakan induk dari perusahaan properti, emas dan hotel di Teluk Habour dan sejumlah tempat lain.

Selama bertahun-tahun, Goh telah menjual perusahaannya. Dia menjual 59 persen saham Liang Court sebesar USD175 juta kepada Pidemco Land pada tahun 1999. Dia juga melego perusahaannya yang memproduksi barang elektronik, Omni Industries, senilai USD1 miliar kepada Celestica, Kanada pada tahun 2001. Tak hanya itu, rumah sakit Mt Elizabeth pun turut dia jual.Baru-baru ini, bersama dengan Crown Holdings dari AS, mengakuisisi sebuah perusahaan yang memproduksi kemasan (Superior Multi Packaging).Awal tahun ini, dia mengajukan tawaran senilai USD751 juta untuk mengambil 30 persen saham induk usaha Nippon di Jepang untuk mendukung bisnisnya di Asia.Kendati dikenal sebagai individu yang tertutup, dia tetap menjadi bahan berita. Dia dikenal sebagai dermawan yang banyak memberikan beasiswa, penelitian kanker dan pendidikan melalui Goh Foundation.(okezone/29/8/13)

Wednesday, August 28, 2013

Kisah Pemimpin Amanah dan Ketaqwaan Seorang Gadis

        
Saat itu malam gelap gulita. Madinah telah tertidur lelap. Para penduduknya telah dibuai mimpi, kecuali seorang yang masih terjaga. Karena, gelisah diusik rasa tanggung jawab maha dahsyat yang menggantung di lehernya. Dia selalu gelisah seperti itu, sehingga tidak pernah sekejab pun dapat berdiam diri. Ditelusurinya jalan-jalan dan lorong sempit kota Madinah yang sepi itu. Bertemankan kegelapan malam yang hitam pekat bagai tirai dan angin dingin menyusup tulang.
        Orang itu keluar dan berjalan mengendap-endap. Setiap rumah diamatinya dari dekat. Dipasangnya telinga dan matanya baik-baik, kalau-kalau ada penghuninya yang masih terjaga karena lapar, atau yang tak dapat memicingkan matanya karena sakit, atau barangkali ada seseorang kelana yang terlantar.Ia selalu mengamati kalau-kalau ada kepentingan umatnya yang luput dari perhatiannya karena ia yakin betul bahwa semuanya itu nanti akan dimintakan pertanggungjawabannya. Diperhitungkan senti demi senti, butir demi butir, dan tak mungkin ada yang terlewat dari penglihatan Allah swt.Orang itu adalah Umar bin Khaththab ra.; amirul mu’minin.
          Sudah panjang jalan dan lorong dilaluinya malam itu hingga tubuhnya letih. Keringat mengalir di sekujur badan meski udara dingin membalut. Oleh karena itu, disandarkannya tubuh besarnya pada dinding gubuk rombeng. Saking lelahnya, ia duduk di tanah mencoba istirahat sejenak. Jika letih kakinya agak berkurang, ia bermaksud melanjutkan perjalanan ke masjid. Tidak lama lagi fajar menampakkan diri, azan Subuh segera berkumandang. Saat bersamaan seorang gadis remaja berpakaian compang camping baru saja memerah susu kambingnya untuk dijual besok pagi. Di luar rumahnya yang rombeng, hampir roboh serta dikelilingi belukar meranggas.
        Penghuninya cuma dua orang, ibu tua dan anak gadisnya yang meningkat remaja. Tidak ada orang lelaki di rumah mereka, sebab ayah si gadis sudah meninggal dunia.Tiba-tiba Khalifah yang sedari tadi bersandar, mendengar ada suara lirih dari dalam gubuk itu. Suara itu seperti percakapan dua orang wanita. Yang satu ibu bagi yang lain, agaknya mereka membicarakan susu yang baru saja diperah dari kambing untuk dijual ke pasar pagi hari nanti. Si ibu meminta anak gadisnya mencampur susu itu dengan air. Dengan begitu, akan jadi lebih banyak dan tentunya uang yang diperoleh nantinya akan bertambah, setidaknya cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka hari itu.
“Tidakkah kaucampur susu daganganmu dengan air? Subuh telah datang!” kata sang ibu. Anak gadisnya menjawab, “Bagaimana mungkin aku mencampurnya, sedangkan Amirul Mukminin telah melarang mencampur susu dengan air?” Sang ibu menimpali, ”Orang-orang telah mencampurnya. Kau campur saja. Toh, Amirul Mukminin tidak akan tahu.” Sang gadis menjawab,” Jika Umar tidak tahu, Tuhan Umar pasti tahu. Aku tidak akan mencampurnya karena Dia telah melarangnya.” Dialog ibu dan anak ini sungguh sangat menyentuh Umar. Khalifah yang terkenal keras itu pun luluh dan terharu hatinya. Beliau sangat kagum dengan ketakwaan gadis miskin anak penjual susu itu. Ucapan terakhir gadis itulah yang membuat airmata Umar berderai. Ia tak kuasa menahan haru yang memenuhi dadanya. Airmata itu bukan airmata kesedihan. Tapi, airmata bangga dan penuh kegembiraan. Kebanggaan akan perilaku kesalehan gadis pemerah susu yang luar biasa.
  Di usianya yang masih remaja, gadis itu tumbuh dalam sosok kesahajaan. Ditempa dalam suasana kerja keras, membanting tulang siang malam menyiapkan perahan susu jualannya. Tak ada keluh kesah, semuanya dilakoni dengan penuh bakti kepada ibu tercinta. Hal yang menarik lagi adalah kematangan jiwanya melebihi batas usia remajanya. Kesahajaannya tampak dalam penampilan, tutur kata dan cita-cita. Dalam dirinya hanya ada satu keinginan yang kuat yaitu agar Allah meridhai semua yang dilakukannya. Ajakan sang ibu ditepisnya mentah-mentah karena dinilai bertentangan dengan hukum. Namun begitu hal tersebut tidak lantas membuat hati si ibu tersinggung. Bahkan dia merasa tercerahkan dengan kesalehan putri semata wayangnya ini. (sumber:dakwatuna,com)


Thursday, August 22, 2013

Si joko kena batunya

Joko masuk ke toko obat dan membeli sebuah kondom. Dengan riang dia bilang kepada pemilik toko obat bahwa sebentar lagi akan makan malam di rumah pacarnya."Bapak kan tahu sendiri, biasanya setelah itu kan ada kelanjutannya," tambah joko sambil menyeriangi. Kondom pun berpindah tangan.


Baru beberapa langkah keluar toko, dia kembali masuk, "Saya minta satu lagi, " katanya. "Adikpacar saya juga cantik. Agak genit pula. Saya rasa dia juga naksir saya. Siapa tahu malam ini saya mujur," ungkapnya sambil menerima kondom kedua.

Joko kembali masuk dan minta tambahan satu kondom lagi, "Begini, ibunya juga tak kalah seksi. Penampilannya jauh lebih muda dari usianya. Dan kalau duduk di depan saya, dia selalu menyilangkan kaki. Saya yakin dia juga tak keberatan kalau saya dekati ".

Dengan berbekal tiga kondom, joko datang kerumah pacarnya sambil tak putus bersiul. Sajian sudah siap. Pacar joko, adik dan ibunya sudah menunggu. joko pun langsung bergabung. Mereka menunggu sang Ayah.

Begitu sang Ayah masuk keruang makan, joko langsung memimpin doa sambil menunduk dalam-dalam. Yang lain-lain ikut menundukkan kepala. Satu menit berlalu. joko makin khusuk berdoa. dua menit, joko terus komat- kamit, cukup panjang untuk sebuah doa sebelum makan. Pada menit keempat, pacarnya menyenggol kakinya dan berbisik, "Saya baru tahu kamu ternyata sangat religius ". Sambil terus menunduk, joko menjawab dengan suara hamper menangis, "Saya juga baru tahu Ayah kamu yang punya tok0 obat ".

Saturday, August 17, 2013

Nasehat Ustadz Felix Siauw Tentang Pacaran

1. "emang pacaran dalam Islam nggak boleh ya?" | iya, Rasul melarang segala jenis khalwat (berdua-duaan) yg bukan mahram, termasuk pacaran

2. "walaupun beda negara? LDR gitu" | mau beda negara, mau beda alam, mau beda dunia, LDR atau tetangga, tetep aja haram

3. "kan pacarannya nggak ngapa-ngapain?" | pacaran nggak ngapa-ngapain? terus ngapain pacaran?

4. "maksudnya nggak yang aneh-aneh gitu" | nggak aneh-aneh aja dapet dosa, rugi kan? mendingan nggak usah

5. "tapi kan kita punya perasaan" | trus gw harus bilang WOW gitu? punya perasaan nggak buat kamu boleh maksiat pada Allah kan?

6. "kalo pacarannya bikin positif?" | bikin positif hamil maksudnya?

7. "hehe.. jangan suudzann, maksudnya bersamanya bikin rajin shalat geto" | shalatmu karena Allah atau pacar?

8. "nggak, maksudnya kita, dia kan ber-amar ma'ruf.." | halah, dusta, mana ada kema'rufan dalam membangkang aturan Allah 

9. "kalo orangtua udah restui?" | mau orangtua restui, mau orangutan, tetep aja pacaran maksiat

10. "katanya ridha Allah bersama ridha ortu?" | wkwk.. ngawur, dalam taat Allah iya, dalam maksiat? nggak ada cerita begitu..

11. "jadi nggak boleh nih? dikii~iit aja gimana?" | eee.. maksiat kok nawar, emang ini toko besi kulakan?

12. "terus solusinya gimana? kan Allah ciptakan rasa cinta?" | ya nikah, itu solusi dan baru namanya serius

13. "yaa.. saya kan masih belum cukup umur" | sudah tau belum siap dan niat nikah, kenapa malah mulai pacaran?

14. "pacaran kan enak, nikmat" | iya, nikmat bagi lelaki, bagimu penyesalan penuh airmata nanti

15. "pacar bilang dia serius sih.. 6 tahun lagi baru dia lamar" | yaa.. itu mah nggak serius, sama aja teken kontrak 6 tahun sengsara

16. "pacar bilang nunggu sampe punya rumah baru lamar" | itu agen properti atau calon suami? nggak serius banget (=_=)

17. "pacar bilang nikahnya nanti kalo udah cukup duit" | alasan klise, kenapa dia nggak lamar kamu nanti aja kalo udah cukup duit?

18. "pacar bilang mau nikah tapi tunggu saudaranya nikah dulu" | ya tunda aja hubungannya sampe saudaranya nikah

19. "pacar bilang dia siap, tapi nunggu lulus" | modus tuh, basi

20. "pacar siap ketemu ortu saya sekarang juga, tapi saya yg belum siap hehe.." | yaela.. cappe deeh.. (=_=); ‪#‎TepokJidatTetangga‬

21. "ya udah, kakak-adik aja ya?" | wkwk.. maksa banget sih mau maksiat? giliran suruh shalat aja banyak alasan

22. "terus yang serius itu yang gimana?" | yang berani datangi wali-mu, dan dapet restu wali-mu dan menikahimu segera

23. "iya, udah putusin pacar, dia mau bunuh diri katanya" | yang kayak gitu mau jadi suami?! suruh nguras laut aja deh!

24. "aku nggak mau menyakiti dia kalo putus" | berani maksiat kok nggak berani sakit (=_=)

25. "dia nggak mau aku putusin" | sejak kapan taat Allah perlu izin manusia?

26. "iya, iya, aku putusin deh" | sayangi kehormatanmu, mulia dirimu dear 

27. justru karena sayang kamu harus jaga dia nggak maksiat | masak kamu sayang tapi tega dia bermaksiat?

28. hal terserius yang bisa dilakukan yg belum siap adalah memantaskan diri | dan kepantasan yang terbaik ialah dengan ketaatan 

29. pahami agama, kaji Islam, perjuangkan Islam sebagai persiapan, itu baru serius | agar pantas dirimu jadi pasangan dan ortu yg baik

30. cinta ada masanya, pantaskan diri untuknya | bukan dengan pacaran, baku syahwat pake badan

31. kalo udah siap walau nikahnya harus besok, barulah ta'aruf | karena ta'aruf bukan modus pacaran syariah

32. jadi serius bagi yg sudah siap itu dengan nikah | sementara serius bagi yg belum siap itu mendekat dan taat pada Allah | kelir?! 

Monday, August 12, 2013

Kisah Tejo: "Adzan Jam 9 Pagi

Pada suatu hari Pak Tejo mengumandangkan adzan tidak seperti biasanya. Dia adzan pada jam 09.00 WIB. Mendengar adzan jam segitu, warga pun heboh.

Ada yang menuding bahwa Pak Tejo udah pikun ada juga yang bilang Pak Tejo udah sinting. Akhirnya warga lapor Pak RT diteruskan ke Pak RW dan ke Pak Lurah. Mereka berbondong-bondong ke masjid tempat Pak Tejo adzan.

Sementara Pak Tejo masih belum selesai adzan, warga berteriak minta Pak Tejo berhenti adzan. “Hei Pak Tejo! Sampean udah gila ya, ko’ adzan jam segini?”

Setelah selesai adzan Pak Tejo menghampiri warga seraya berkata: “Wahai saudara-saudara, Pak RT, Pak RW, serta Pak Lurah!, yang sinting itu sebenarnya siapa? Lha wong saya tadi adzan Shubuh sampean semua tidak ada yang ke sini (masjid), pas saya adzan jam 09.00 sampean semua pada datang ke sini. Hayoo siapa yang sinting?”

“Makanya kalau saya adzan shubuh sampean ke sini semua biar saya tidak adzan jam 09.00.”

Warga pun akhirnya pulang seraya berjanji untuk memakmurkan masjidnya.