“Aku
membeli daun kurma seharga satu dirham. Daun itu kubuat keranjang.Kemudia
kujual dengan harga tiga dirham.Satu dirham kugunakan untuk modal usaha, satu
dirham untuk nafkah keluargaku, dan satu dirham lagi untuk sedekah.Meskipun
Khalifah Umar ra.melarangku berbuat demikian, aku tidak mau menghentikannya.”
Lelaki jangkung dan berambut lebat ini berasal dari negeri Persia.Berawal beragama majusi lantas pindah agama menjadi seorang Nasrani. Jiwanya yang haus akan kebenaran, mentaqdirkannya masuk kedalam barisan agama yang mulia ini yakni Islam. Dan terus menjadi seorang muslim yang taat sampai ajal menjemputnya. Apa yang bisa dibanggakan dari Salman Al-Farisi? Beliau adalah pahlawan saat perang Khandak. Disaat dua puluh empat ribu pasukan Pimpinan Abu Sufyan dan Uyainah bin Hishn bergerak menuju madinah yang tidak lain bertujuan membunuh Muhammad bin Abdullah, dan menghancurkan agama Islam, serta pasukan yahudi dari bani Quraidhah menyerang dari dalam Madinah, disaat itulah Salman Al-Farisi tampil ditengah kebingungan kaum Muslimin dalam menghadapi pasukan musuh dari berbagai arah ini. Ia mengusulkan sebuah strategi perang yang tak pernah diketahui oleh orang-orang di Jazirah Arab. Yaitu menggali parit (khandak).Strategi jitu ini membuat pasukan Quraisy dan Yahudi tidak mampu berbuat apa-apa. Sia-sia apa yang telah mereka rencanakan.
Bukan hanya disitu kehebatan sahabat Rasulullah ini. Dan ini yang paling penting yang harus kita teladani dari gaya hidup beliau.
Salman Al-Farisi dipercaya menjadi Walikota di Madain.Gaji yang diterimanya juga tidak sedikit yaitu berkisar 4000-6000 dinar setahun. Namun apa yang dilakukannya dengan gajinya itu?? Tidak sedikitpun ia mengambil gajinya sebagai walikota untuk kepentingan dirinya. Ia bagikan seluruhnya kepada rakyatnya. Lalu bagaimana ia menghidupi diri dan keluarganya??
Lihatlah laki laki tua berwibawa yang sedang duduk dibawah pohon. Lihatlah bagaimana ia asyik menganyam daun kurma untuk dijadikan keranjang. Untuk apa keranjang itu? Keranjang itu untuk dijualnya kembali seharga 3 dirham untuk menghidupi diri dan keluarganya.Subhanallah sebuah totalitas pengabdian kepada Allah dan negerinya. Meskipun ia menjabat sebagai walikota, ia tak sedikitpun mengambil gaji untuk kepentingan dirinya. Ia malah menafkahi keluarganya dengan usahanya sendiri yaitu membuat keranjang.
Maka dengarlah perkataannya, “Aku membeli daun kurma seharga satu dirham.Daun itu kubuat keranjang.Kemudia kujual dengan harga tiga dirham.Satu dirham kugunakan untuk modal usaha, satu dirham untuk nafkah keluargaku, dan satu dirham lagi untuk sedekah.Meskipun Khalifah Umar ra.melarangku berbuat demikian, aku tidak mau menghentikannya.”
Lelaki jangkung dan berambut lebat ini berasal dari negeri Persia.Berawal beragama majusi lantas pindah agama menjadi seorang Nasrani. Jiwanya yang haus akan kebenaran, mentaqdirkannya masuk kedalam barisan agama yang mulia ini yakni Islam. Dan terus menjadi seorang muslim yang taat sampai ajal menjemputnya. Apa yang bisa dibanggakan dari Salman Al-Farisi? Beliau adalah pahlawan saat perang Khandak. Disaat dua puluh empat ribu pasukan Pimpinan Abu Sufyan dan Uyainah bin Hishn bergerak menuju madinah yang tidak lain bertujuan membunuh Muhammad bin Abdullah, dan menghancurkan agama Islam, serta pasukan yahudi dari bani Quraidhah menyerang dari dalam Madinah, disaat itulah Salman Al-Farisi tampil ditengah kebingungan kaum Muslimin dalam menghadapi pasukan musuh dari berbagai arah ini. Ia mengusulkan sebuah strategi perang yang tak pernah diketahui oleh orang-orang di Jazirah Arab. Yaitu menggali parit (khandak).Strategi jitu ini membuat pasukan Quraisy dan Yahudi tidak mampu berbuat apa-apa. Sia-sia apa yang telah mereka rencanakan.
Bukan hanya disitu kehebatan sahabat Rasulullah ini. Dan ini yang paling penting yang harus kita teladani dari gaya hidup beliau.
Salman Al-Farisi dipercaya menjadi Walikota di Madain.Gaji yang diterimanya juga tidak sedikit yaitu berkisar 4000-6000 dinar setahun. Namun apa yang dilakukannya dengan gajinya itu?? Tidak sedikitpun ia mengambil gajinya sebagai walikota untuk kepentingan dirinya. Ia bagikan seluruhnya kepada rakyatnya. Lalu bagaimana ia menghidupi diri dan keluarganya??
Lihatlah laki laki tua berwibawa yang sedang duduk dibawah pohon. Lihatlah bagaimana ia asyik menganyam daun kurma untuk dijadikan keranjang. Untuk apa keranjang itu? Keranjang itu untuk dijualnya kembali seharga 3 dirham untuk menghidupi diri dan keluarganya.Subhanallah sebuah totalitas pengabdian kepada Allah dan negerinya. Meskipun ia menjabat sebagai walikota, ia tak sedikitpun mengambil gaji untuk kepentingan dirinya. Ia malah menafkahi keluarganya dengan usahanya sendiri yaitu membuat keranjang.
Maka dengarlah perkataannya, “Aku membeli daun kurma seharga satu dirham.Daun itu kubuat keranjang.Kemudia kujual dengan harga tiga dirham.Satu dirham kugunakan untuk modal usaha, satu dirham untuk nafkah keluargaku, dan satu dirham lagi untuk sedekah.Meskipun Khalifah Umar ra.melarangku berbuat demikian, aku tidak mau menghentikannya.”
No comments:
Post a Comment