Ada orang yang meninggal, Ketika dia dimasukkan ke dalam neraka, dia berkata, “Ya Allah bukankah aku dulu berjihad di jalan-Mu? Aku membela agama-Mu, aku berperang dan mati dalam membela agamaMu.” “Engkau dusta. Engkau berperang supaya dianggap berani. Supaya dianggap jadi pahlawan.” cari popularitas, cari tepuk tangan orang lain, dan kemudian bangga di hadapan orang lain.
Ada penghafal Al Quran. Dalam surat lain disebutkan orang yang ahli agama. “Ya Allah bukankah aku dulu belajar agama supaya aku bisa mengajarkan agama di jalan-Mu?” “Engkau dusta. Engkau belajar agama supaya bisa dianggap pintar. Engkau belajar agama supaya bisa dianggap alim. Engkau belajar agama supaya dihormati orang lain.” Oleh karenanya orang-orang yang belajar agama tapi niatnya bukan karena Allah SWT, tempatnya di neraka. Niatnya bukan untuk Allah, tapi untuk bangga-bangga dan kesombongannya.
Ada orang kaya : “Ya Allah, bukankah aku berbagi di jalan-Mu, aku memberi di jalan-Mu?.” “Engkau dusta. Engkau memberi supaya dianggap dermawan. Engkau memberi supaya dianggap orang kaya. Engkau memberi supaya dianggap orang yang paling mukhsin, paling baik kepada orang lain. Itu yang merusak amalnya.
Ada orang yang niatnya bukan karena Allah, padahal kerjaannya ibadah. Pahalanya hilang. Ada orang thawaf karena Allah, dia pergi haji. Thawafnya pahala dia bawa ke surga. Ada orang thawaf tujuh kali, tidak dapat pahala karena dia berputar di sekitar Ka’bah karena dia mencari cincinnya yang hilang, istrinya yang hilang, duitnya yang hilang.
Amal tergantung dari niatnya. Barangsiapa yang niatnya karena Allah dan Rasul-Nya, dia mendapat Allah dan RasulNya. Barangsiapa yang niat amal sedekahnya karena dunia, karena TV, karena mobil, karena ingin kaya, itu dia mendapat, dia tidak mendapat Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat amalnya karena perempuan yang hendak dia nikahi, maka dia tidak mendapat apa-apa di sisi Allah kecuali perempuan itu tadi.
Bahkan Rasul pernah mengingatkan tentang sebuah hadits, “Itu adalah tiga golongan yang pertama kali Allah ciptakan untuk Allah siksa di hari kiamat.” Siapakah mereka? Yang manfaatnya tidak ada karena tidak tulus dan tidak ikhlas. Semakin pintar bukan semakin benar, semakin pintar semakin kebelinger. Makin mengerti ilmu bukan makin lurus, makin rajin korupsi. Semakin banyak titelnya, bukan makin rendah hati, makin tinggi diri ilmu yang tidak ada gunanya.
No comments:
Post a Comment