Welcome to Pear'L Corner' Selamat datang di Pear'L Corner 'Selamat datang di Pear'L Corner 'Welcome to Pear'L Corner ' Welcome to Pear'L Corner'selamat datang Pear'L Corner 'Welcome to Pear'L Corner'selamat datang Pear'L Corner' Sudut Hati : December 2013

Translate

Friday, December 27, 2013

Karena Wudhu



Seseorang berkata : Aku berkenalan dengan seorang pemuda yang sangat baik,berwajah simpatik,berotak cemerlang, memiliki semangat dan tekad yg sangat kuat Kedua matanya yang menerawang mengisyaratkan kesehatan ruhani serta ketinggian pemikirannya.

Tubuhnya yg tinggi, kerendahan hatinya, kesopanan, keimanan dan akhlaknya
 mencerminkan seorang kekasih Allah. Dua tahun lalu ia menyelesaikan SMU nya dan kini mulai kuliah.

Semasa di SMU dulu, dia termasuk siswa yang pandai dan selalu mendapat perhatian para guru. Di Universitas pun, sejak minggu pertama, sudah tampak kebersihan ruhani, budi pekerti, kejujuran, persahabatan serta usahanya untuk selalu konsisten pada semua janjinya.

Pendek kata, dia seorang teman mengasyikkan yg kuperoleh. Aku sangat ingin berkenalan dengan keluarganya, khususnya Ibunya.

Pada suatu kesempatan aku berjumpa dengan Ibunya, dan Aku meminta kepada Sang Ibu untuk bercerita sedikit seputar anaknya serta metodologi pendidikan yg diterapkannya untuk sang buah hati. Ibunya berkata, “Ketika masih mengandung saya tidak pernah makan tanpa berwudhu terlebih dahulu.

Dan pada saat lahir, saya menyusuinya selama dua tahun penuh dan selama itu pula saya tidak pernah memberinya ASI dalam keadaan tanpa berwudhu. Ketika menyusui saya membaca ayat-ayat suci al-qur’an dengan suara pelan, saya selalu persembahkan jiwa saya untuknya.

Ayahnya, suami sang ibu menambahkan cerita tsb, ”Saya masih ingat Pernah ketika suatu malam yg di musim yang sangat dingin sekitar jam 1 malam, ketika Muhammad anak kami masih berumur satu tahun dia bangun sambil menangis. Istri saya bangun dan merasa kalau anaknya kelaparan.

Malam itu udara menusuk dan bersalju. Sebelum Istri saya menyusui dia bergegas keluar rumah untuk berwudhu dengan air yg sangat dingin, setelah berwudhu barulah istri saya memeluk Muhammad dan menyusuinya.

Ayahnya menambahkan, “Kalau sekarang Anda melihat sifat-sifat mulia dalam diri anak saya, itu tiada lain karena keikhlasan, kerja keras dan pengorbanan sang ibu.

Saya bertanya kepada sang Ibu , “Bagaimana Anda bisa berbuat demikian kepada anak Anda?”

Sang Ibu menjawab,”Semua yang kita miliki bersumber dari ajaran pendidikan Islam yang mulia serta perjalan Sayyidah Fathimah Az-Zahra (Salam Atasnya) putri Rasulullah, bukankan Sayyidah Fatimah sosok wanita agung itu, seringkali berkomunikasi dengan anak-anaknya pada masa mengandung dan sama sekali tidak makan serta menyusui anak-anaknya tanpa berwudhu?

Subhanallah....

Semoga kisah ini bermanfaat

Tuesday, December 24, 2013

Bukan siapa tapi apa yang dilakukan

Seorang pemuda sedang berpergian dengan pesawat menuju Jakarta. Di samping pemuda tersebut,duduk seorang ibu yang sudah berumur. Setelah berkenalan, mereka pun terlibat dalam obrolan ringan.

Pemuda tersebut bertanya :"Ibu ada keperluan apa ke Jakarta?" "Saya ke Jakarta untuk transit ke Singapura, untuk mengunjungi anak kedua saya", jawab si ibu.

"Wah.. hebat sekali putra ibu". Pemuda itu kemudian berpikir. Karena penasaran, pemuda tadi melanjutkan pertanyaannya : "Tadi ibu bilang, anak yang di Singapura itu anak kedua ya?

Bagaimanan dengan kakak dan adik- adiknya?" Ibu tersebut mulai bercerita : "Anak ketiga saya seorang dokter, yang keempat seorang Insinyur, anak kelima seorang arsitek, anak keenam seorang manager di sebuah bank dan anak ketujuh seorang pengusaha di Surabaya".

Pemuda tadi terdiam, hebat sekali ibu ini, bisa mendidik anaknya dengan sangat baik. Dari anak kedua sampai ketujuh telah menjadi orang sukses.

Si pemuda melanjutkan pertanyaan :"Lalu bagaimana dengan anak ibu yang pertama?"
Sambil menghela nafas panjang, ibu itu menjawab "Anak saya yang pertama seorang petani di Jogja" Pemuda tadi langsung menyahut :"Maaf ya ibu jika ibu kecewa dengan anak pertama ibu.

Adik-adiknya berpendidikan tinggi dan telah menjadi orang sukses. Sedangkan dia hanya
seorang petani" Sambil tersenyum, ibu itu menjawab :"Tidak begitu nak.., saya justru sangat merasa bangga dengan anak pertama saya karena dialah yang membiayai sekolah semua adik- adiknya".

PESAN MORAL : Bukan siapakah kamu, tetapi apa yang sudah kamu lakukan.